Rabu, 02 Desember 2009

SMP PUI MUKTISARI CINGAMBUL DAN TOKOH PUI KEC. CIKIJING


Tisna Amijaya, seorang Bupati Majalengka, pada tahun 1962, berkunjung ke Cageundang untuk meresmikan Gedung koperasi berlantai 2.Selain acara peresmian, juga melihat pengrajin rotan di kampung tersebut. Pada acara jamuan makan siang, ia mengomentari nama kampung untuk di ganti menjadi KARANGSARI. Semenjak itu, kampung tersebut berubah menjadi karangsari. Kunjungan bupati, bukanlah sebatas peresmian gedung koperasi, tetapi juga meresmikan pendidikan sekolah dasar, SD Karangsari.
Bupati Majalengka sebelumnya, Aziz Halim 1958, berkunjung ke Karangsari. Sapari non kedinasan datang ke tempat tersebut, tidak lain, untuk meresmikan Organisasi Persatoean Oemat Islam (POI). Kunjungan tersebut diperakarsai oleh tokoh-tokoh POI cikijing, spt : KH Ma'mun Ghani, KH Uri, KH, Bahar, KH Apandi, dsb.
Dari perjalanan sejarah tersebut, anak-anak didik dari Kampung karangsari, banyak yang melanjutkan sekolah ke berbagai perguruan POI. Para pelajar ini, yang kemudian menjadi kader POI, bertanggungjawab terhadap amal usaha, maka lahirlah SMP PUI MUKTISARI, yang sebelumnya, lembaga pendidikan tersebut bernama MTs PUI KARANGSARI.

Kamis, 19 November 2009

KEC. CINGAMBUL, ANTARA POTENSI DAN HARAPAN


Kecamatan Cingambul, merupakan kecamatan Pamekaran dari Kecamatan Induk Cikijing, pada tahun 1985, dan didevinitifkan pada tahun 1996. Kec. Cingambul yang berada di ujung tenggara Kab. Majalengka, berbatasan dengan Kab. Ciamis dan Kab. Kuningan, terdiri dari 13 desa. Desa-desa tersebut : Cikondang, Muktisari, Ciranjeng, Cingambul, Kondangmekar, Cimanggu, Wangkelang, Nagarakembang, Maniis, Rawa, Sadaraja, Cidadap dan Cintaasih.
Dalam kifrah pergerakan pembangunan, Kecamatan Cingambul memiliki segudang potensi, baik berupa home industri, pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan yang lainnya.
Desa Rawa dan Nagarakembang, telah tampil dalam home industri kripik, pemasaran antara kota-kota di pulau jawa, bali dan luar pulau jawa. Mengenai ciri khas rasa dan aroma telah begitu pas dan diterima oleh para konsumen.
Kelemahan dari kegiatan home industri kripik : Managemen industri dan pemasaran, belum tertata apik dan ditangani secara serius oleh tim ahli, seperti pada label, hak paten, kemasan, masih terabaikan, sehingga penguasaan pasar kelas menengah ke bawah.
Home industri kripik ini, sebenarnya memiliki potensi tinggi, baik untuk meningkatkan UMR kesejahteraan bagi para pekerja, maupun go internasional, dengan catatan : Pengeloilaan managemen berbentuk perseroan, memiliki hak paten untuk rasa dan bentuk, kemasan dimodernis agar menarik kalangan atas, baik nasional maupun internasional, yang tentunya didukung propaganda pemasaran yang dahsyat. Pasti bisa
Home industri pakaian jadi,terletak di Desa Cimanggu, Nagarakembang dan Cingambul. Produk ini, sebetulnya telah mampu bersaing dengan prodak manapun, namun pengelolaan perusahaan dan pasar, sama belum tertata apik yang mengarah kepada persyaratan industri, sehingga konsumen yang tertarik, berkisar kelas menengah ke bawah.
Industri Pertanian, berlokasi di desa Muktisari, Ciranjeng, Cikondang, Cimanggu, Wangkelang, Maniis rawa, Cidadap, Sadaraja, dan Kondangmekar. Hasil pertanian terdiri dari : Bawang merah, Babai hijau, cabe rawit, bawang daun, dan Singkong. Hasil produksi sepanjang tahun cukup melimpah, namun pemasaran belum ada yang berupaya menempuh kelas menengah atas, apa kerja sama dengan swalayan, waralaba, atau pabrik bumbu, atau mencoba memasarkan ke luar negeri, baik ke negara-negara timur tengah maupun eropa.Negara-negara tersebut, memiliki kesamaan khas dalam ramuan bumbu untuk menghasilkan rasa makanan yang lezat.
Tulisan ini, didasari rasa kepedulian, karena sama-sama orang Cingambul.